Suatu team Peneliti PT. Rio Tinto Indonesia telah melakukan kegiatan peninjauan lapangan selama satu bulan, dari tanggal 20 September sampai 20 Oktober 1991, di daerah Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah I dan Kotamadia Ambon, Propinsi Maluku. Peninjauan ini dilakukan berdasarkan Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP No. 1254/291.1/D.P.B/1991.

Peninjauan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui potensi mineral logam yang terdapat di daerah peninjauan.

Pada pelaksanaan peninjauan di lapangan dilakukan pengamatan geologi tinjau dan diikuti dengan pengambilan contoh sedimen sungai, batu guling dan singkapan batuan yang terpotong oleh sungai-sungai di daerah penelitian. Contoh-contoh yang diambil seterusnya dikirim ke laboratorium. PT Rio Tinto Indonesia di Jakarta untuk analisa kandungan mineral emas, perak, logam dasar dan lain-lain yang dianggap perlu.

Daerah peninjauan seluruhnya terdapat di Pulau Ambon yang dapat dicapai dari Jakarta dengan menggunakan penerbangan reguler Jakarta - Ambon via Ujung Pandang dengan lama penerbangan 3,5 Jam.

Untuk mencapai lokasi -lokasi di daerah peninjauan daapt dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda empat, dimana pada umumnya semua desa di Pulau Ambon telah dihubungkan oleh jalan raya. Sedangkan daerah yang belum dilalui jalan raya dapat dicapai dengan speed boat.

Geologi pulau ambon dimulai pada Zaman Perem (?) dengan terdapatnya batuan ultramafic di Selatan Hitoe dan di Semenanjung Leitimor (Ambon). Secara Struktur batuan ultramafic ini kontak dengan Formasi Kanikeh berumur Trias Akhir yang terdiri dari perselingan batu pasir dan serpih. Pada akhir Tertier-Pilosen diendapkan pula batuan volcanic Ambon yang terdiri dari lava andesite dan dacite, breksi gunung api dan tuff. Bersamaan dengan itu terjadi terobosan batuan granite - tonalite pada batuan ultramafic dan yang lebih muda. Secara tak selaras diatas batuan-batuan tersebut diatas diendapkan batu gamping terumbi dan conglomerate dengan setempat-tempatnya dialasi oleh napal.

Pengamatan di daerah peninjauan menunjukkan adanya daerah alterasi hydrothermal yang lemah disertai dengan breksiasi dan mineralisasi pyrite pada batuan gunung api Ambon.